Sahabat-sahabat blogger dan seluruh umat islam tentunya.
Kita adalah orang Indonesia yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan gotong royong.
Kita adalah orang Indonesia yang mempuyai harkat dan martabat sebagai bangsa timur.
Kita adalah orang Indonesia yang berdasarkan kepada ketuhanan yang Maha Esa.
Indonesia... itulah negerinya Umat Islam terbesar di Dunia.
Indonesia... itulah negerinya Umat Beragama dengan bebas dan memiliki toleransi tinggi.
Indonesia... itulah negerinya Tanah yang subur dan makmur dengan kekayaan melimpah ruah.
Tapi mengapa...?! Negara Indonesia yang sebagian besar Umat Islam ini mengalami kemiskinan. Malah yang lebih miris lagi yang mengalami Kemiskinan sebagian besar Umat Islam.
Bukankah Umat Islam seharusnya saling tolong menolong? Lupakanlah saja soal tolong menolong itu (anggap kita hidup sendiri). Ingatlah sobat akan salah satu kewajiban kita sebagai umat muslim yaitu ZAKAT.
Zakat merupakan salah satu sektor andalan dalam Islam, Zakat di ibaratkan pajak. Zakatlah yang membantu muslim ketika sedang mengalami kesusahan finansial. Tetapi ini dulu ketika kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab. “sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusuk dalam sholatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat.” (Q.S Al-Mukminun : 14).]
Salah satu hikmah perintah zakat, berinfak, dan bersedekah adalah untuk menumbuhkan kesadaran memiliki etos kerja yang tinggi, sehingga mendapatkan penghasilan yang halal yang minimal mencapai nisab. Juga, menjadikan muslim yang produktif, serta menjauhkan diri dari ucapan dan perbuatan yang tidak ada manfaatnya.
Bagi umat Islam, bekerja mencari rezeki yang halal dan baik merupakan bagian dari ibadah, serta bagian dari tugas hidupnya yang mulia. Semakin tinggi semangat bekerja, maka akan semakin mulia pula hidup dan kehidupannya. Dan, hal ini akan menyebabkan seseorang memiliki izzah (harga diri) untuk selalu menempatkan tangan di atas dan bukan tangan di bawah.
Atas dasar itu bisa dipahami pula bahwa tidak ada satupun ayat Al-Qur'an atau Hadist yang menyuruh seseorang menjadi mustahik (penerima zakat). Tapi, justru sebaliknyam yang banyak menyuruh seseorag menjadi muzakki (pemberi zakat), munfik (pemberi infak), dan mushaddiq (pemberi sedekah).
Coba kita bayangkan, jika setengah dari seluruh umat muslim indonesia dapat menunaikan Zakat dan hasil Zakat itu diserahkan kepada para penerima dengan tepat sasaran. Tentu hal ini akan sangat membantu mengatasi kemiskinaan di Indonesia, apalagi jika hasil Zakat itu di gunakan untuk usaha produktif.
Sekian postingan saya untuk kali ini tentang Kemanakah Perginya Umat Islam di Indonesia?, semoga bermanfaat buat pembaca semua.
Article Information:
Description: Kemanakah Perginya Umat Islam di Indonesia?
Rating: 5
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Kemanakah Perginya Umat Islam di Indonesia?
URL Link: http://haris-info.blogspot.com/2012/05/kemanakah-perginya-umat-islam-di.html
Tulis Komentar Anda